Bulan ramadhan merupakan danau yang sejuk untuk umat Islam mengambil air ampunan dan menimba banyak pahala dari ibadah-ibadah baik yang diwajibkan Allah SWT maupun yang dianjurkan Rasulullah saw seperti puasa ramadhan, shalat tarawih, tadarus al-Qur’an, bersedekah dan sebagainya.
Sayangnya, diantara waktu-waktu yang penuh berkah dan ampunan Allah, banyak diantara kita malah menghabiskannya dengan kegiatan yang sia-sia dan menjurus pada kemaksiatan. Salah satunya adalah asmara subuh.
Entah siapa yang mempopulerkan kata ini pertama kali, namun yang pasti, asmara subuh identik dengan kegiatan yang lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Asmara subuh biasanya dipahami sebagai aktivitas muda-mudi selepas solat subuh di bulan ramadhan dengan berjalan ataupun berkendara keliling kota atau ke tempat-tempat wisata, contohnya pantai.
Kenapa Asmara Subuh dikatakan lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya? Banyak terjadi, muda-mudi yang menghabiskan sisa pagi usai subuh adalah dalam rangka berpacaran. Dengan kondisi yang masih remang-remang dan berdua-duaan, sudah tentu hal tersebut akan menjurus kepada kemaksiatan.
Aktivitas tersebut tentu sangat kontras dengan ibadah puasa yang dijalankan dan tentu puasa yang dijalankan bisa berakhir pada kesia-siaan alias hanya mendapatkan lapar dan haus saja, Apalagi aktivitas yang dijalankan sudah menyerempet pada hal-hal yang membatalkan puasa dan mengundang dosa.
Untuk itu peran orangtua sangat diharapkan untuk mencegah anak-anaknya terjangkit virus asmara subuh usai melaksanakan solat subuh. Orangtua barangkali perlu mengawasi apa yang dilakukan anak usai solat subuh. Jangan sampai alasan solat subuh ke mesjid dimanfaatkan anak untuk menemui kekasihnya dan mengerjakan hal-hal yang dilarang agama.
Bagi remaja, hendaknya ditanamkan niat dalam hatinya untuk benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Asmara subuh adalah aktivitas dan budaya buruk yang tidak patut ditiru. Ingatlah bahwa kita sedang berpuasa tidak hanya dari makanan dan minuman tapi juga syahwat.
Jika kita tidak kuat membendung gelombang virus asmara subuh, lakukanlah asmara subuh dengan aktivitas yang berbeda dan positif, misalnya bertadarus al-Quran, mendengarkan ceramah, i’tikaf atau berdiskusi tentang agama. Dan semua itu bisa dilakukan bersama teman-teman atau kekasih, selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga telah menghindarkan kita dari dosa.
Sayangnya, diantara waktu-waktu yang penuh berkah dan ampunan Allah, banyak diantara kita malah menghabiskannya dengan kegiatan yang sia-sia dan menjurus pada kemaksiatan. Salah satunya adalah asmara subuh.
Entah siapa yang mempopulerkan kata ini pertama kali, namun yang pasti, asmara subuh identik dengan kegiatan yang lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Asmara subuh biasanya dipahami sebagai aktivitas muda-mudi selepas solat subuh di bulan ramadhan dengan berjalan ataupun berkendara keliling kota atau ke tempat-tempat wisata, contohnya pantai.
Kenapa Asmara Subuh dikatakan lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya? Banyak terjadi, muda-mudi yang menghabiskan sisa pagi usai subuh adalah dalam rangka berpacaran. Dengan kondisi yang masih remang-remang dan berdua-duaan, sudah tentu hal tersebut akan menjurus kepada kemaksiatan.
Aktivitas tersebut tentu sangat kontras dengan ibadah puasa yang dijalankan dan tentu puasa yang dijalankan bisa berakhir pada kesia-siaan alias hanya mendapatkan lapar dan haus saja, Apalagi aktivitas yang dijalankan sudah menyerempet pada hal-hal yang membatalkan puasa dan mengundang dosa.
Untuk itu peran orangtua sangat diharapkan untuk mencegah anak-anaknya terjangkit virus asmara subuh usai melaksanakan solat subuh. Orangtua barangkali perlu mengawasi apa yang dilakukan anak usai solat subuh. Jangan sampai alasan solat subuh ke mesjid dimanfaatkan anak untuk menemui kekasihnya dan mengerjakan hal-hal yang dilarang agama.
Bagi remaja, hendaknya ditanamkan niat dalam hatinya untuk benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Asmara subuh adalah aktivitas dan budaya buruk yang tidak patut ditiru. Ingatlah bahwa kita sedang berpuasa tidak hanya dari makanan dan minuman tapi juga syahwat.
Jika kita tidak kuat membendung gelombang virus asmara subuh, lakukanlah asmara subuh dengan aktivitas yang berbeda dan positif, misalnya bertadarus al-Quran, mendengarkan ceramah, i’tikaf atau berdiskusi tentang agama. Dan semua itu bisa dilakukan bersama teman-teman atau kekasih, selain bermanfaat untuk diri sendiri, juga telah menghindarkan kita dari dosa.
0 comments:
Posting Komentar